SERP - SEO

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 sebuah aksi yang patut kita dukung dan teladani untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Siapapun pemenang Pemilu 2009 kali ini, itulah pemimpin pilihan bangsa Indonesia. Bersikaplah legowo agar Nusantara kita ini menjadi aman dan damai.

Saturday, March 21, 2009

Keajaiban

Blog ini merupakan bentuk partisipasi dalam mendukung aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009. Blog ini mengikuti lomba SEO tentang : Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

Anggota legislatif takut tidak dipilih lagi oleh konstituennya pada pemilu berikutnya. Oleh karena itu, mereka akan membayar dengan keseriusan melakukan pembelaan dan memberikan kepedulian kepada konstituennya.

Namun, dari sisi calon anggota legislatif (caleg) yang baru pertama kali akan bertarung dalam pemilu, apalagi dengan sistem yang baru, tampak tidak banyak yang siap. Bahkan, tidak sedikit yang mengaku kesulitan mendapatkan simpati dari warga. Namun, sebagian caleg ada juga yang menganggap ringan sebab memiliki modal dana yang besar dan jaringan yang dianggap mampu menjadi konstituen yang memberikan suara. Adapun caleg yang punya sedikit dana atau tidak memiliki jaringan akan merasa seperti masuk di lubang tanpa batas.

Tak heran bahwa sejumlah caleg ada yang tak lagi melakukan kerja politik. Paling tidak bisa dilihat dari spanduk, poster yang bertebaran di jalan, nama yang muncul tidak lebih dari 20 orang di satu daerah pemilihan.

Memang politik yang disaksikan masyarakat akhir-akhir ini, menurut dosen Filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung, hanya gumpalan. Pasalnya, bangsa yang memiliki semua instalasi demokrasi secara lengkap, seperti parlemen, partai politik, Mahkamah Konstitusi, dan pers, ini ternyata tidak dijalankan dalam koridor demokrasi yang ideal. Yang mengalir dalam instalasi itu bukan akal pikiran, dan bukan pula politik dengan landasan moral.

”Yang mengalir semata-mata politik yang dikendalikan sirkulasi uang, dikendalikan agama, dikendalikan keyakinan religius yang cenderung absolut. Ini yang menyedihkan,” ujarnya.

Dalam suasana seperti inilah caleg harus terjun. Tidak heran jika dibutuhkan sumber dana yang besar untuk memenuhi aliran politik. Jumlah yang lebih besar lagi dibutuhkan jika ingin menjangkau seluruh sudut konstituen. Tak heran, ada yang sejak awal masuk dalam daftar caleg tetap tidak lagi melakukan kerja politik.

”Jumlah uang yang beredar rasanya sulit saya bayangkan,” ujar Givi Efgivia, caleg Partai Amanat Nasional (PAN) di DKI Jakarta.

Givi mengaku tidak mempunyai dukungan dana yang besar. Namun, posisinya sebagai dosen membuat ia mampu bergerak dengan dukungan mahasiswanya yang punya kesamaan visi politik. Selain merasa mempunyai modal jaringan, ia mampu mengatur ritme kerja ke konstituennya.

”Dana yang ada diperhitungkan betul sehingga tidak ada yang terbuang percuma. Bahkan, poster hanya beberapa saja saya buat dan mungkin tidak lebih dari hitungan jari,” ujarnya.

Itu sebabnya pada hari kedua kampanye terbuka, Selasa (17/3), Givi berjalan masuk keluar pasar tradisional di Jakarta Pusat dengan hanya ditemani tiga teman. Dengan cara itu, meski dana terbatas, ia bisa berusaha meraih simpati masyarakat.

Givi memang mengaku pusing dengan masyarakat yang ditemuinya, yang selalu meminta uang. Namun, karena tak punya cukup dana, memang programlah yang ditawarkannya.

Ikravany Hilman, caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), juga mengaku tidak mempunyai dana cukup. Namun, sebagai mantan aktivis buruh yang terbiasa terjun ke masyarakat tanpa dana, ia tetap melakukan pendekatan dengan pengalaman pengorganisasian yang dia miliki.

”Memang cukup ngeri kalau melihat manuver caleg lain. Saya hampir tidak berdaya. Kalau mau mengeluh, ya mengeluh. Tetapi, saya tetap melakukan pendekatan dengan masyarakat,” ujar dia.

Kondisi serupa juga dialami caleg di daerah. Untuk menarik perhatian dan menghemat biaya, Subagyo memilih berkampanye di sawah. Caleg untuk DPRD Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dari Partai Barisan Nasional itu mendatangi kelompok petani yang tengah panen di persawahan di sekitar tempat tinggalnya di Dusun Gempolrejo, Desa Jetis, Kecamatan Jaten, Karanganyar.

Di Solo, Jawa Tengah, Selasa, Partai Damai Sejahtera berkampanye dengan menggelar potong rambut gratis di Nusukan.



STOP KAMPANYE NON DAMAI! DUKUNG AKSI KAMPANYE DAMAI PEMILU INDONESIA 2009

Tag : Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, Kampanye Damai Pemilu 2009, kampanye damai, pemilu 2009, kampanye, pemilu, pemilu 2009

No comments:

Post a Comment

Tuliskan komentar anda untuk turut aktif mendukung gerakan Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009