Tulisan ini merupakan bentuk partisipasi dalam mendukung aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009.
Tulisan mengenai Aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 ini ditulis oleh Denny Restria
Bila diukur dari segi jumlah suara, PKS memang bukan parpol besar. Tapi semua gerak-gerik politiknya diulas bak parpol kakap. PKS pun menangguk keuntungan di balik gencarnya sorotan dan kritik media terhadap partai.
Mulai dari pariwara, tingkah laku kader hingga pernyataan politik PKS seakan tidak habis dilalap media. Nyaris setiap hari, media menyajikan berita soal PKS. Dan PKS kemudian terkesan sering kali membuat manuver politik yang menarik atensi publik.
Sebut saja, pernyataan politik terlawas yang dilontarkan fungsionaris PKS, Zulkieflimansyah. Dosen Fakultas Ekonomi UI menyebut nama koleganya yang menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani layak diajukan sebagai cawapres SBY. Tak ayal, statemen itu membuat sejumlah elit kebakaran jenggot.
Bagi Zul, semakin kencang hantaman kepada PKS maka semakin sigap dan waspadalah parpolnya melangkah ke depan. "Biarkan saja media menyerang PKS, itu bagian dari dinamika demokrasi. PKS harus menahan diri, sambil melangkahkan kaki ke akar rumput dan kembali kepada basis sosialnya yakni kaum menengah ke bawah," kata anggota DPR ini.
Di saat situasi politik yang tidak menentu, sikap PKS yang sering kali dianggap gamang memberi parpol bernomor urut 8 ini posisi spesial. Simbol Islam dalam jati diri PKS kini telah menjadi bahan kajian sekaligus cercaan karena perilaku para elitnya yang kadang tidak menentu.
"PKS tidak peduli terhadap kaum miskin, namun memanfaatkan dan menghisap suara mereka serta mengeksploitasinya demi kepentingan elit PKS sendiri," kritik pemerhati politik Ray Rangkuti.
Keluhan pembaca INILAH.COM juga menyingkapkan bahwa setiap gerak dan langkah PKS saat ini seringkali dinilai serba salah. Meskipun memiliki substansi pesan dan niat baik tetapi tidak semuanya berakhir dengan pemberitaan manis. Bahkan tidak jarang malah berbalik menjadi seperti kampanye hitam buat PKS. "Media massa dan wartawan menyudutkan PKS," kata seorang pembaca, Andi Irawan.
PKS adalah partai menengah yang potensial, meski berbagai lembaga survei sering meremehkan mereka. Pada Pemilu 2004, PKS meraih suara hampir 8 persen. "Padahal dulu survei Lembaga Survei Indonesia menyebut, PKS hanya meraih 2-3 persen. Tapi riil politiknya ternyata PKS meraih hingga delapan persen," ungkap Presiden PKS Tifatul Sembiring.
PKS akan terus dikecam dan dikritik media karena gaya permainannya yang tak terduga, bercampur kecemburuan dan keirihatian. Dan di sinilah sebenarnya keuntungan PKS. Tanpa perlu merogoh kocek uang besar, publikasi nomor urut 8 akan terus mengalir tanpa perlu diminta.
Meski demikian, PKS memang tetap perlu waspada. Bila tidak dikelola secara cermat maka bukan tidak mungkin kontroversi itu berubah menjadi batu es besar yang menghantam PKS. Kenapa bisa menjadi negatif bagi PKS?
Pemberitaan yang berkembang selama ini tentang kontroversi PKS sekilas memang hanya sebagai angin lalu semata. Publik sering kali cepat lupa dengan apa yang pernah terjadi ataupun dilakukan PKS. Tetapi patut diingat, bulan depan adalah masa kampanye terbuka. Sehingga bukan tidak mungkin potongan-potongan berita itu akan dijadikan bahan untuk iklan kampanye politik hitam menyerang PKS. Toh, PKS juga sudah memberi contoh bagaimana memanfaatkan guntingan berita menjadi pariwara politik yang efektif.
Karena itu, hitung-hitungan politik yang dilakukan PKS sejauh ini sudah semestinya diperbaharui. Bukan tidak mungkin serangan terhadap PKS akan lebih bertubi-tubi. Ketenangan, daya tahan dan kepiawaian politik para aktornya akan sangat dibutuhkan untuk melewati masa sulit hingga pelaksanaan pemungutan suara pada 9 April mendatang.
Jadi, tetaplah PKS bermanuver cantik dan jangan lupa untuk terus siaga.
STOP KAMPANYE NON DAMAI! DUKUNG AKSI KAMPANYE DAMAI PEMILU INDONESIA 2009
Tag : Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, Kampanye Damai Pemilu 2009, kampanye damai, pemilu 2009, kampanye, pemilu, pemilu 2009
Tulisan mengenai Aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 ini ditulis oleh Denny Restria
Bila diukur dari segi jumlah suara, PKS memang bukan parpol besar. Tapi semua gerak-gerik politiknya diulas bak parpol kakap. PKS pun menangguk keuntungan di balik gencarnya sorotan dan kritik media terhadap partai.
Mulai dari pariwara, tingkah laku kader hingga pernyataan politik PKS seakan tidak habis dilalap media. Nyaris setiap hari, media menyajikan berita soal PKS. Dan PKS kemudian terkesan sering kali membuat manuver politik yang menarik atensi publik.
Sebut saja, pernyataan politik terlawas yang dilontarkan fungsionaris PKS, Zulkieflimansyah. Dosen Fakultas Ekonomi UI menyebut nama koleganya yang menjabat sebagai Menteri Keuangan, Sri Mulyani layak diajukan sebagai cawapres SBY. Tak ayal, statemen itu membuat sejumlah elit kebakaran jenggot.
Bagi Zul, semakin kencang hantaman kepada PKS maka semakin sigap dan waspadalah parpolnya melangkah ke depan. "Biarkan saja media menyerang PKS, itu bagian dari dinamika demokrasi. PKS harus menahan diri, sambil melangkahkan kaki ke akar rumput dan kembali kepada basis sosialnya yakni kaum menengah ke bawah," kata anggota DPR ini.
Di saat situasi politik yang tidak menentu, sikap PKS yang sering kali dianggap gamang memberi parpol bernomor urut 8 ini posisi spesial. Simbol Islam dalam jati diri PKS kini telah menjadi bahan kajian sekaligus cercaan karena perilaku para elitnya yang kadang tidak menentu.
"PKS tidak peduli terhadap kaum miskin, namun memanfaatkan dan menghisap suara mereka serta mengeksploitasinya demi kepentingan elit PKS sendiri," kritik pemerhati politik Ray Rangkuti.
Keluhan pembaca INILAH.COM juga menyingkapkan bahwa setiap gerak dan langkah PKS saat ini seringkali dinilai serba salah. Meskipun memiliki substansi pesan dan niat baik tetapi tidak semuanya berakhir dengan pemberitaan manis. Bahkan tidak jarang malah berbalik menjadi seperti kampanye hitam buat PKS. "Media massa dan wartawan menyudutkan PKS," kata seorang pembaca, Andi Irawan.
PKS adalah partai menengah yang potensial, meski berbagai lembaga survei sering meremehkan mereka. Pada Pemilu 2004, PKS meraih suara hampir 8 persen. "Padahal dulu survei Lembaga Survei Indonesia menyebut, PKS hanya meraih 2-3 persen. Tapi riil politiknya ternyata PKS meraih hingga delapan persen," ungkap Presiden PKS Tifatul Sembiring.
PKS akan terus dikecam dan dikritik media karena gaya permainannya yang tak terduga, bercampur kecemburuan dan keirihatian. Dan di sinilah sebenarnya keuntungan PKS. Tanpa perlu merogoh kocek uang besar, publikasi nomor urut 8 akan terus mengalir tanpa perlu diminta.
Meski demikian, PKS memang tetap perlu waspada. Bila tidak dikelola secara cermat maka bukan tidak mungkin kontroversi itu berubah menjadi batu es besar yang menghantam PKS. Kenapa bisa menjadi negatif bagi PKS?
Pemberitaan yang berkembang selama ini tentang kontroversi PKS sekilas memang hanya sebagai angin lalu semata. Publik sering kali cepat lupa dengan apa yang pernah terjadi ataupun dilakukan PKS. Tetapi patut diingat, bulan depan adalah masa kampanye terbuka. Sehingga bukan tidak mungkin potongan-potongan berita itu akan dijadikan bahan untuk iklan kampanye politik hitam menyerang PKS. Toh, PKS juga sudah memberi contoh bagaimana memanfaatkan guntingan berita menjadi pariwara politik yang efektif.
Karena itu, hitung-hitungan politik yang dilakukan PKS sejauh ini sudah semestinya diperbaharui. Bukan tidak mungkin serangan terhadap PKS akan lebih bertubi-tubi. Ketenangan, daya tahan dan kepiawaian politik para aktornya akan sangat dibutuhkan untuk melewati masa sulit hingga pelaksanaan pemungutan suara pada 9 April mendatang.
Jadi, tetaplah PKS bermanuver cantik dan jangan lupa untuk terus siaga.
STOP KAMPANYE NON DAMAI! DUKUNG AKSI KAMPANYE DAMAI PEMILU INDONESIA 2009
Tag : Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, Kampanye Damai Pemilu 2009, kampanye damai, pemilu 2009, kampanye, pemilu, pemilu 2009
No comments:
Post a Comment
Tuliskan komentar anda untuk turut aktif mendukung gerakan Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009