Tulisan ini merupakan bentuk partisipasi dalam mendukung aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009.
Tulisan mengenai Aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 ini ditulis oleh Denny Restria
Wacana duet Jusuf Kalla - Hidayat Nur Wahid (JK-HNW) sebagai presiden Indonesia 2009 - 2014 terus menggelinding. Duet ini ditaksir sebagai pasangan alternatif selain SBY dan Megawati. Poros tengah jilid dua yang dilontarkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai koalisi partai-partai Islam, akan jadi pilihan untuk melancarkan duet ini? Din mengingatkan pentingnya partai menengah dan Islam untuk berkoalisi. Tujuan pembentukannya pun normatif yakni untuk menyelesaikan masalah bangsa.
Akan tetapi, ide ini bisa saja kemudian dipakai bila JK-HNW akhirnya jadi terpasang. Sudah tentu mereka membutuhkan kendaraan yang lebih besar sehingga signifikan membantu dalam berkampanye maupun meraih simpati pemilih. Apalagi, bila ternyata data Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilansir beberapa waktu silam benar terjadi. Survei LSI menunjukkan perolehan suara Golkar melorot drastis. Partai berlambang pohon beringin ini hanya menempati posisi ketiga dengan raihan 11,9 persen. Sedangkan PKS hanya mendapatkan 4,1 persen.
Apabila menggunakan asumsi bahwa data LSI itu terjadi maka sudah tentu pilihan membangun koalisi tengah adalah pilihan utama. Sebab, koalisi Partai Golkar-PKS baru sebatas meraih 16 persen suara. Artinya, duet ini masih membutuhkan suara parpol-parpol lain untuk mengusung duet JK-Hidayat. Sangat mungkin karena Golkar memiliki magnet kuat. Dan, sudah seharusnya, kalau mau konsisten, partai sebesar Golkar mengajukan sendiri calon presidennya.
Tentu saja, dibandingkan dengan Din, geliat JK-HNW akan lebih mudah dalam melakukan komunikasi politik dengan parpol. Sebab, keduanya sama-sama memiliki basis partai politik. Terlebih, hambatan berarti diprediksi tidak akan muncul.
Tidak hanya sekadar disebut prospektif semata, duet ini sudah tentu dapat membuat perebutan kursi kekuasaan makin seru. Pertarungan tidak lagi akan dilakoni oleh presiden incumbent, SBY, melawan mantan Presiden, Megawati. Siapa 'jagoan' yang akan lolos dalam putaran dua pun akan kian sulit ditebak. Pastinya, semua akan menunggu jawaban JK dan tentu saja Hidayat beserta PKS-nya.
STOP KAMPANYE NON DAMAI! DUKUNG AKSI KAMPANYE DAMAI PEMILU INDONESIA 2009
Tag : Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, Kampanye Damai Pemilu 2009, kampanye damai, pemilu 2009, kampanye, pemilu, pemilu 2009
Tulisan mengenai Aksi Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009 ini ditulis oleh Denny Restria
Wacana duet Jusuf Kalla - Hidayat Nur Wahid (JK-HNW) sebagai presiden Indonesia 2009 - 2014 terus menggelinding. Duet ini ditaksir sebagai pasangan alternatif selain SBY dan Megawati. Poros tengah jilid dua yang dilontarkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sebagai koalisi partai-partai Islam, akan jadi pilihan untuk melancarkan duet ini? Din mengingatkan pentingnya partai menengah dan Islam untuk berkoalisi. Tujuan pembentukannya pun normatif yakni untuk menyelesaikan masalah bangsa.
Akan tetapi, ide ini bisa saja kemudian dipakai bila JK-HNW akhirnya jadi terpasang. Sudah tentu mereka membutuhkan kendaraan yang lebih besar sehingga signifikan membantu dalam berkampanye maupun meraih simpati pemilih. Apalagi, bila ternyata data Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilansir beberapa waktu silam benar terjadi. Survei LSI menunjukkan perolehan suara Golkar melorot drastis. Partai berlambang pohon beringin ini hanya menempati posisi ketiga dengan raihan 11,9 persen. Sedangkan PKS hanya mendapatkan 4,1 persen.
Apabila menggunakan asumsi bahwa data LSI itu terjadi maka sudah tentu pilihan membangun koalisi tengah adalah pilihan utama. Sebab, koalisi Partai Golkar-PKS baru sebatas meraih 16 persen suara. Artinya, duet ini masih membutuhkan suara parpol-parpol lain untuk mengusung duet JK-Hidayat. Sangat mungkin karena Golkar memiliki magnet kuat. Dan, sudah seharusnya, kalau mau konsisten, partai sebesar Golkar mengajukan sendiri calon presidennya.
Tentu saja, dibandingkan dengan Din, geliat JK-HNW akan lebih mudah dalam melakukan komunikasi politik dengan parpol. Sebab, keduanya sama-sama memiliki basis partai politik. Terlebih, hambatan berarti diprediksi tidak akan muncul.
Tidak hanya sekadar disebut prospektif semata, duet ini sudah tentu dapat membuat perebutan kursi kekuasaan makin seru. Pertarungan tidak lagi akan dilakoni oleh presiden incumbent, SBY, melawan mantan Presiden, Megawati. Siapa 'jagoan' yang akan lolos dalam putaran dua pun akan kian sulit ditebak. Pastinya, semua akan menunggu jawaban JK dan tentu saja Hidayat beserta PKS-nya.
STOP KAMPANYE NON DAMAI! DUKUNG AKSI KAMPANYE DAMAI PEMILU INDONESIA 2009
Tag : Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009, Kampanye Damai Pemilu 2009, kampanye damai, pemilu 2009, kampanye, pemilu, pemilu 2009
No comments:
Post a Comment
Tuliskan komentar anda untuk turut aktif mendukung gerakan Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009